MAMUJU TENGAH – Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Barat (Dinas Koperindag Sulbar) turut ambil bagian dalam Workshop Implementasi Program Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu yang diselenggarakan di Kantor Bupati Mamuju Tengah pada Kamis, 7 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem di Sulawesi Barat.
Kepala Dinas Koperindag Sulbar, Masriadi Nadi Atjo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah atas inisiatif kolaboratif ini. Menurut Masriadi, upaya penanggulangan stunting dan kemiskinan ekstrem harus menjadi prioritas utama seluruh perangkat daerah, sejalan dengan arahan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka. “Tidak boleh ada anak-anak Sulbar yang tumbuh tanpa gizi cukup dan akses kesehatan memadai. Semua OPD harus bergerak dalam semangat kolaborasi,” ujar Masriadi mengutip pesan Gubernur.
Workshop ini bertujuan untuk mengimplementasikan Program PASTI PADU (Program Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. Program ini menjadi ikhtiar strategis untuk mengakselerasi penurunan stunting dan kemiskinan melalui kolaborasi lintas sektor. Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Sulawesi Barat mencapai 35,4%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Sementara itu, angka kemiskinan berada di 10,71%, di atas rata-rata nasional, dengan kemiskinan ekstrem sebesar 1,46%.
Sebagai langkah awal, intervensi PASTI PADU akan diujicobakan di dua lokus desa per kabupaten. Untuk Kabupaten Mamuju Tengah, desa yang menjadi prioritas adalah Desa Babana di Kecamatan Budong-Budong dan Desa Tasokko di Kecamatan Karossa. Masriadi Nadi Atjo menekankan pentingnya sinergi antara OPD, PKK, Baznas, TNI/Polri, tokoh masyarakat, dan perangkat desa agar setiap intervensi, baik dalam hal gizi, sanitasi, pendidikan, maupun perlindungan sosial, dapat sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan yang secara resmi dibuka oleh Bupati Mamuju Tengah ini diharapkan dapat menjadi gerakan kolektif dan berkelanjutan. Masriadi optimis bahwa dengan semangat kolaborasi dan kerja keras, penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem dapat dicapai secara signifikan di Mamuju Tengah dan seluruh wilayah Sulawesi Barat.